Total Tayangan Halaman

Juni 04, 2016

Hola, Ramadhan!

Ramadhan datang lagi:)
Bulan penuh berkah, penuh ibadah, penuh kebaikan dan penuh dengan acara bukber bareng?

Perasaan saya aja atau emang semakin dewasa kita, euforia ramadhan itu makin berkurang? Atau memang jaman yang sudah berubah hingga manusia tidak terlalu excited lagi dengan datangnya bulan suci?

Dulu, kalau sudah 2 hari menjelang ramadhan gini semua orang sibuk mempersiapkan segalanya menyambut ramadhan, beli mukenah baru biar menghadap Allah nya lebih afdol, beres-beres rumah dan sekitarnya bareng-bareng warga yang lain, masjid-masjid yang udah mengumandangkan ayat-ayat Quran lebih sering, anak-anak yang mulai ramai ke mesjid, siaran tv yang semua temanya tentang religi, pedagang kerupuk sate yang mulai menjamur bahkan petasan mulai ramai terdengar.

Tapi sekarang apa? Satupun tidak saya temukan hal-hal yang dulu menjadi ciri khas tersendiri dari bulan ramadhan itu. Memang sih inti dari bulan suci ini bukan itu, tapi tetap saja hal-hal yang saya sebutkan diatas menambah semangat dalam menyambut bulan penuh berkah ini.

Ya sudahlah, sebagai salah satu manusia yang memegang peran penting pun tidak, saya bisa apa selain menikmati saja perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup. Berusaha membiasakan diri dengan cepatnya perkembangan zaman hingga mengikis kebiasaan-kebiasaan sederhana yang menyenangkan dalam hidup ini. Menjadikan kita manusia-manusia yang minim interaksi, terfokus pada benda elektronik didepan kita. Saya pun sedang melakukannya detik ini.

Semoga ramadhan kali ini berkah ya teman-teman, jangan lupa saling minta maaf! Walaupun hanya sekedar basa basi😉

Juni 01, 2016

Untuk kamu, yang aku angankan setiap hari

Aku mengagumimu
Bahkan hanya lewat gambar tak berwujud
Lewat segelintir moment yang kamu sebarkan di dunia maya

Aku menginginkanmu
Bahkan dalam mimpi-mimpi terindahku
Mimpi dimana kamu dan aku bukan lagi sepasang insan yang masih saling mencari

Aku menyukaimu
Bahkan sampai membuatku bertanya-tanya
Tanya tentang mungkinkah aku menyukai orang segila ini

Aku menanti
Menanti takdir mempertemukan kita dielemen waktu dan tempat yang tepat
Karena tak pernah aku berharap sebesar ini kepada seseorang yang bahkan masih belum nyata hadir dalam hidupku





2 Juni 2016
Untuk kamu.

April 27, 2016

See you, bestfriends!

Awalnya tidak saling kenal, atau mungkin sudah tau tapi tidak pernah saling sapa? Lalu dipaksa masuk ke sebuah lingkaran yang mengharuskan kita saling berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal itu. Mungkin lingkaran satu kelas, lingkaran tetangga atau lingkaran organisasi.

Dari yang awalanya cuma saling diam, hanya berbicara jika ada keperluan, atau mungkin sedikit berusaha dengan mengangkat topik-topik umum yang agak membosankan? Yang jelas kita pasti mencoba untuk berinteraksi, berusaha menyesuaikan diri.

Makin lama makin cocok, makin nyambung, makin banyak yang dibicarakan sampai kemana-manapun harus sama-sama. Melemparkan candaan halus sampai kasar, tertawa keras-keras tanpa sebab yang jelas, menangispun sama-sama jika ada masalah menimpa.

Yang jelas setelah akrab, rasanya nyaman sekali jika bersama. Punya orang yang mengerti dan menerima kita apa adanya. Kita memanggilnya, sahabat.

Rasa-rasanya merekalah orang paling tepat untuk menemani pribadi kita menjalani kehidupan kedepannya. Orang yang punya visi dan misi yang sama dalam hidup, orang-orang yang mau mendengar curhatan kita hingga pagi buta, orang yang akan berusaha membantu kita setiap dalam kesulitan dan orang yang akan tertawa bersama kita disaat kita merasa gembira.

Tapi mau tidak mau, suka tidak suka, lingkaran yang tadinya mempertemukan kita akan putus. Memaksa orang yang ada didalamnya untuk keluar dari zona nyaman yang telah mereka bentuk. Naik kelas, pindah rumah, pensiun dari organisasi dan sebagainya.

Lalu setelah itu setiap orang yang tercerai berai ini tetap berusaha keras menyambungkan tali persahabatan yang telah mereka bentuk. Terus berusaha menjalin komunikasi dengan media yang memungkinkan.

Namun sepertinya ada sesuatu yang terlambat kita sadari, bahwa waktu berputar dan manusia berubah. Tidak ada yang salah dengan perputaran waktu ataupun perubahan manusia, yang salah adalah sikap kita yang kurang tanggap menghadapi perubahan itu, dan disatu titik kita akan tersadar, tali yang tadinya berusaha kita genggam erat-erat satu sama lain, ternyata telah terlepas dari tangan kita.

Dan pada akhirnya roda itu kembali ke awal. Menyisakan kita kembali seperti orang yang baru pertama kali berkenalan. Diam, canggung dan sedikit senyum basa basi. 

Kalau sudah begini ya gimana, hanya bisa mendoakan yang terbaik, untuk orang-orang baik yang pernah menghiasi hari kita.
Semoga kesuksesan menyertaimu sahabat! Aku disini akan selalu mengingat canda dan tangis yang pernah kita bagi.

Sampai bertemu kembali diwaktu yang tepat, dilingkaran yang sama namun di fase hidup yang telah berbeda. Dan disaat itu, ayo menjadi sahabat lagi!

Februari 10, 2016

Senja ini

Suatu sore yang biasa biasa aja, ditengah bulan februari yang lumayan dingin.

Aku membeli sekotak pizza lalu berjalan tak tentu arah, hingga membawaku pada tepian pantai di kota ini.

Pantai yang dimata orang memang biasa biasa saja, namun bagiku adakah ciptaan tuhan yang tidak pantas disebut indah?

Kubelokkan kendaraan ini ketepian jalan yang agak menjorok kepantai, disana ada dua orang tukang parkir. Masih bocah, 7 tahun mungkin? Satunya memakai rompi parkir yang kebesaran, satunya memakai jersey bola klub asal inggris, semangat sekali mereka membantuku memarkir kendaraan.

"Yak maju terus pak, teruss!!! Op op op" ujar mereka lantang. Apakah tampangku mirip bapak bapak hei teman-teman? Biasanya anak kecil berkata jujur kan?

Sudahlah, mungkin kaca kendaraan ku yang terlalu gelap. Tidak usah memperpanjang masalah sepele ini.

Aku tetap duduk didalam kendaraan, memperhatikan keindahan senja yang mulai menyapa dari balik kaca kendaraanku. Ditemani sekotak pizza dan alunan merdu si bocah ajaib asal kanada, justin bieber.

Damai, sungguh.

Mataku mulai melirik kegiatan manusia dibibir pantai.

Seorang ibu yang sudah cukup berumur, mungkin 50 tahun? Duduk menghadap pantai bersama dua anak balitanya. Mulai muncul pertanyaan dibenakku, kemana suami ibu tersebut? Apakah tidak ikut bersantai disenja hari bersama keluarga kecilnya?

Sang kakak mulai berlarian kesisi lain pantai, entah apa yang dikejarnya. Si adik tetap setia duduk di pangkuan ibunya, atau neneknya? Memandang semburat jingga dilangit yang semakin lama dipandang, semakin indah saja rupanya.

Ah aku rindu masa kecilku, dimana hal-hal sederhana seperti bermain dipantai senja hari bersama papa bunda dan adik adikku adalah salah satu hal yang luar biasa menyenangkannya.

Kualihkan padangan kesisi lain pantai, segerombol remaja duduk dengan nyamannya diatas pasir pantai. Seolah olah pasir pantai itu sofa diruang tamu mereka. Asik tertawa keras keras tidak peduli orang lain disekitarnya akan terganggu. Khas jiwa muda sekali kan? Terlalu ingin menunjukkan pada dunia bahwa kitalah orang-orang paling bahagia didunia, orang-orang paling berkuasa dan paling kuat, tidak ingin dinasehati apalagi dikekang.

Nah kalo melihat ini aku jadi rindu teman-teman SMA ku, kapan ya kita terakhir kali bercanda-canda ditepi pantai disenja hari begini? Sambil makan langkitang tentunya. 

Ah aku ingat, sebelum bulan puasa tahun kemaren kan? Bisa kita ulang lagi saat saat menyenangkan itu?

Dengan berlahan sambil menyongsong keranjangnya, datanglah sang ibu penjual rakik kehadapan para remaja ini. Tipe pekerja keras jika kulihat, tidak lelah ia menawarkan dagangannya yang telah dingin ke orang-orang.

Mengabaikan. Itulah yang remaja-remaja tanggung ini lakukan. Sudah kubilangkan sifat remaja itu seperti apa? Tambahan lagi, sering menganggap remeh orang lain. Tapi tidak semua kok, tenang saja. Buru-buru ku ralat karna kalian sepertinya sudah akan protes tidak setuju??

Siapa pula orang yang akan terus bertahan jika diabaikan? Baik diabaikan saat kita sedang menawarkan dagangan, diabaikan saat bicara atau diabaikan perasaan cintanya. Semua sama saja, bikin kesal.

Pergilah sang ibu penjual rakik menghampiri ibu dengan dua anak balita yang tadi ku ceritakan. Ditawarkannya rakiknya yang masih sangat banyak itu kepada sang ibu. Dalam kendaraan aku berteriak, "ayo buu beli!! Kasihan!!" Persetan dengan orang-orang diluar. Mereka tidak akan dengar.

Sang ibu masih ragu, namun si kakak langsung mencomot rakik si ibu dan memakannya dengan semangat. "Yes!!!!" Sorakku, sudah macam orang gila.

Akhirnya sang ibu membeli banyak, aku ikut tersenyum melihat senyum yang ada di bibir penjual rakik. Dengan semangat ia kembali menjajakan dagangannya ke orang-orang. Mungkin ia ingin membelikan makanan yang lezat untuk analnya dirumah, hingga semangat sekali ia berjualan rakik.

Kutangkap seorang penjual rakik lainnya, namun bukan sedang menawarkan dagangannya. Namun sedang memakan semangkuk mie ayam. Nikmat ya bu? Jangan lupa habis ini rakiknya dijajakan lagi.

Sudah tidak ada lagi pemandangan manusia yang menarik perhatianku. Kini matahari sudah siap untuk beristirahat, saatnya aku akhiri jalan-jalan tak tentu arahku sore ini.

Kumundurkan kendaraanku, dua bocah tukang parkir yang asik bermain dengan botol bekas, langsung berlari menghampiri.

"Terusss kak terusss" lagi lagi mereka bersemangat, tapi memangnya apa yang harus aku teruskan?? Entah mereka mengerti atau tidak dengan urusan parkir memarkir ini, aku hanya bisa pasrah dan mengarahkan kendaraanku sendiri.

Mereka menghampiri kaca disamping kemudi, kubuka kaca dan kuulurkan selembar sepuluh-ribuan. 

Sang bocah berompi oren khas tukang parkir langsung tersenyum sumringan ke arah temannya. Dengan semangat mereka berteriak "terima kasih kak!!"

Syukurlah kali ini dipanggil kak, bukan pak lagi. Kalau tidak awas saja, akan ku minta kembalian uang parkirku haha. Kubalas senyum mereka dan melajukan kembali kendaraanku, senang sekali karna uang yang kuberi mencetak senyum sangat lebar dibibir mereka. Padahal itu tak seberapa. 

Bersama sama dengan teman memang menyenangkan, tetapi sesekali menyendiri untuk memperhatikan sekitar dengan lebih seksama juga tidak buruk kok;)

10 februari 2016, pantai purus padang.