Total Tayangan Halaman

Agustus 18, 2013

*sepotong bulan untuk berdua

malam ini,
disaat dikau menatap bulan,
yakinlah kita melihat bulan yang sama,
mensyukuri banyak hal,
berterima-kasih atas segalanya,
terutama atas kesempatan untuk saling mengenal,
esok pagi, semoga semuanya dimudahkan..

malam ini,
disaat dikau menatap bulan,
yakinlah kita menatap bulan yang satu,
percaya atas kekuatan janji masa depan,
keindahan hidup sederhana, berbagi dan bekerjakeras,
mencintai sekitar dengan tulus dan apa adanya..

malam ini,
disaat dikau menatap bulan,
yakinlah kita menatap bulan yang itu,
semoga yang maha memilki langit memberikan kesempatan,
suatu saat nanti, dengan segenap pemahaman baik,
menjaga kehormatan perasaan,
kita menatap bulan,
dari satu bingkai jendela

*oleh tere liye

Agustus 06, 2013

Jendral Franco, dan Kekalahan 11-1 Barca atas Madrid?

copy dari blog @situsbarca
Jendral Franco, dan Kekalahan 11-1 Barca atas Madrid?

Holla, salam Barcelonistas!

kali ini saya mau bahas, tentang Si diktator spanyol dan Catalonia. yap, orang yang katanya merupakan biang keladi dari tragedi kekalahan 11-1 Barcelona atas Madrid. Katanya...

wah, jauh amat. Gausah bertele-tele, selamat membaca!

 

Sepp Blatter, FIFA president, memberikan Real Madrid penghargaaan untuk kategori tim sepak bola terbaik di dunia pada abad ke 21. Inilah cerita nyata apa yang membuat Real Madrid begitu “sukses” di abad ke 21 ini.

Ironiknya, Madrid F.C didirikan oleh dua orang yang berasal dari katalan yang telah lama menetap di ibukota Spanyol. Di tahun tahun pertamanya, Madrid F.C adalah salah satu tim di spanyol yang sangat penting bersama tim Catalan F.C. , sekarang bernama F.C Barcelona dan Tim Basque Athelic Club. Ketiga tim ini mendominasi tahun tahun pertama sepak bola spanyol.

Oh ya, perlu kalian ketahui, Salah satu Ciri Khas dari sepak bola Spanyol adalah koneksi timnya dengan politik. 

Ketika Tim Barcelona dan Tim Athletic sukses mewakili nasionalitasnya terhadap daerah Catalonia sedangkan, Tim Madrid F.C menjadi  symbol pemerintahan sentral.  Sebagai konsekwensinya, Raja Spanyol, Alfonso XIII, memberikan Tim  Madrid C.F. gelar “the Real” (Royal) di tahun 1920
Dekade 20 an adalah tahun-tahun yang menegangkan bagi Spanyol. 


Di tahun  1921, Raja Alfonso XIII mendukung Coup d’etat , pemberontakan, yang berakhir dengan melemahnya system demokrasi di Spanyol terhadap diktaktor militer yang menjadi ciri khas dari system sentralism dan penekanan terhadap kebudayaan lainnya, dalam hal ini kebudayaan Catolonia dan Basque ditandai sebagai musuh Pemerintah spanyol saat itu. 

Sepak Bola adalah olahraga yang besar di spanyol dan kebesarannya inilah membuat sepak bola menjadi sarana politik di beberapa daerah penting di spanyol.

Ketika Tim Real Madrid menikmati dukungan Raja Diktaktor Spanyol, F.C. Barcelona ditekan oleh kekuatan militer karena mereka menegakan Simbol Negara Catalonia di stadium tuanya, Stadium of Les Corts. 
Akar akar inilah awal dari permusuhan terbesar di dunia  sepakbola spanyol dekade ini.
 

Fascist Itali dan Nazi Jerman, didukung oleh Jendral Franco yang saat itu memegang peranan penting bagi pemerintahan spanyol.penyebaran ideology fascism ke negara Eropa lainnya merupakan sekutu penting dan berguna dimasa perang Eropa saat itu.

Setelah perang selama 3 tahun,Kelompok Fascism menguasai Spanyol. Perang ini juga mempunyai dampak bagi sepak bola. Presiden Republik Barcelona, Josep Sunyo, telah di bunuh oleh tentara Fascist karena ide politiknya.
        

Negara Fascist yang baru memaksa Tim Catalonia mengganti nama tim mereka menjadi Barcelona F.C. Negara memaksa Barcelona F.c. memakai identitas spanyol di tim mereka. Negara menganggap Barcelona mengancam dan membayahakan institusi mereka dan negarapun ikut mengatur pencalonan presiden di tim sepak bola Barcelona yang biasanya dipilih secara demokrasi.  




Di waktu yang sama bendera tim Catalan harus dihilangkan dari lambang tim sepak bola Barcelona.
 

Banyak perubahan yang terjadi di Madrid saat itu. Seperti pada umumnya yang terjadi dalam pemerintahan diktaktor, olah raga adalah sarana propaganda yang baik untuk mempromosikan kekuasaan.
         

Tim Real Madrid menjadi lambang inti dari kekuasaan negara bagian Fascist, negara bagian yang paling berkuasa atas Catalonia dan Basque Country, dengan system pemerintahan sentralism.  40 Tahun pertama Sepak Bola di Spanyol di kuasai oleh Tim Barcelona dan Athelic, tetapi sekarang keadaannya berubah.
         

Di tahun 1943 ada berita yang menghebohkan sepakbola spanyol. Peristiwa pahit itu terjadi saat kedua tim bentrok pada leg kedua semifinal Copa Generalisimo pada 13 Juni 1943 di Les Cord. Saat itu, Madrid mendadak superior di bawah tatapan ribuan pendukungnya di Santiago Bernabeu. Padahal, pada leg pertama, Madrid ditekuk Barca di Camp Nou, 3-0. 

Setelah leg pertama yang dimenangkan Barca 3-0, di Camp Nou, Franco cepat bertindak, agar Barca tidak kembali mempermalukan Madrid pada leg kedua di Santiago Bernabeu. Franco mengirim utusan untuk mengintimidasi para pemain Blaugrana. Mereka tidak ingin pemain Barcelona bertarung secara normal. Konon, para pemain diperingatkan untuk jangan berani-berani membawa bola ke jantung pertahanan Madrid, jika ingin hidupnya aman. 

Di leg ke dua yang dilangsungkan di Santiago berdebu.. sory maksudnya Santiago Bernabeu, Madrid leluasa mengeksploitasi Barcelona. Pruden mencetak gol cepat dari jarak dekat, pada menit ke-5. Dia akhirnya mencetak hattrick (5’,32’,35’). Sementara Barinaga membobol empat kali gawang Barca (30’,42’,44’,87’). Empat gol lain ditorehkan Alonso J (37’,74’), Curta (39’), dan Botella (85’). Barca hanya bisa membalas dengan satu-satunya gol yang lahir menjelang masa injury time melalui Mariano Martin Alonso.


Akhirnya para Madridistas bisa tersenyum lebar, dan mungkin pertandingan ini kemudian menjadi catatan paling penting dalam sejarah El Clasico. Kubu Madrid, akan sontak meneriakan “Hala Madrid” jika mengungkit pertandingan tersebut, sedangkan Barcelonistas punya alasan untuk menampik sejarah itu.


Ketika Kedua tim, Barcelona dan Real Madrid, tumbuh dan memerlukan stadium besar, Tim real Madrid diberikan lahan di Santiago Bernabeu dan dapat membangun stadiumnya dalam waktu 3 tahun sedangkan Tim Barcelona harus menderita dibawah aturan negara dan project Camp Nou-nya di tunda selama 10 tahun. Hal yang sangat lah penting bagi Tim sepak bola karena pendapatan utama mereka dalam setiap dekade berasal dari penjualan tiket pertandingan sepak bola.  Ketika Real Madrid bisa menikmati stadium yang besar, Tim Barcelona harus bermain di stadium tuanya, studum Les Cort.
        

Tim Barcelona mendominasi liga spanyol selama 10 tahun terakhir berkat usaha Ladislao Kubala dan juga Alfredo Di Stefano pemain yang mereka dapat dari Argentina. Di saat yang bersamaan, Tim Real Madrid mengklaim bahwa mereka telah menandatangi kontrak dengan Di Stefano. Isi surat perjanjian ini ditentang oleh FIFA yang tidak mempunyai kekuasaan waktu itu.
 

merasa respon mereka tidak didengar oleh Fifa,Pemerintah Spanyol ikut campur tangan dan mereka membuat keputusan yang aneh untuk memaksa Di Stefano bermain di Tim Madrid. Tim Barcelona melihat ini sebagai suatu ancaman dan perusakan harga diri, tetapi mereka harus melepaskan Di Stefano untuk bergabung ke Tim Real Madrid setelah lagi-lagi mendapatkan tekanan dari negara.
 

Di Stefano menjadi pemain sepakbola paling bersinar saat itu. itulah sebab akibat mengapa Real Madrid Berjaya di tahun 50-an.
         

Tim Real Madrid adalah Tim sepakbola yang masih menganut ideology Fascist. Tim Barcelona, tanpa  stadium besarnya selama bertahun tahun, telah di tekan oleh masalah ekonomi dan harus menjual pemain bintang mereka seperti Luis Suarez untuk menyelamatkan klub dari kehancuran.
 

Di Tahun 70-an, Tim Barcelona yang tidak pernah lagi memenangkan title Liga selama 14 tahun mengontrak pemain asal belanda Johan Cruyff, bintang besar saat itu. Tim Real Madrid mencoba ingin mengontrak pemain asal Belanda ini, tetapi Johan Cruyff menolak untuk bergabung dan sebagai gerakan 

pemberontakan dia menerima kontrak dari Tim Barcelona. Keputusan dari pemain ini sangat menantang Tim Real Madrid yang memiliki dukungan besar dari pemerintah. Tetapi sekali lagi pemerintah Spanyol turut campur dengan menolak ijin tinggal bagi pemain Belanda ini sehingga dia gagal bertanding di tahun 1973 sampai  November 1974. Hal ini bukan masalah bagi Cruyff karena Tim Barcelonannya bermain fantastik pada tahun itu dan hasil yang sangat bersejarah 5-0 di Santiago Bernabeu merupakan pukulan terakhir sang diktaktor tua yang meninggal 1 tahun kemudian.
          



Di Tahun 1977, Konstitusi Spanyol mendukung kembalinya demokrasi. dan ideology fascist harus dihancurkan! Spanish FA adalah salah satunya. Hebatnya, Pada saat itu Tim Real Madrid masih bisa menikmati “bantuan” dari berbagai Pihak untuk beberapa tahun berikutnya.

Di masa pemerintahan Ramón Mendoza dan Lorenzo Sanz membawa dampak ekonomi yang jelek untuk Tim Real Madrid yang hampir bangkrut. Ketika Florentino Pérez memenangkan kursi kepresidenan tim Real madrid, dia setuju untuk bekerja sama dengan pemerintah konservative untuk menyelamatkan Real Madrid dari kehancuran.


Sekian dahulu penjelasan dari saya. Mungkin penjelasan saya akan sangat berbeda versinya dengan penjelasan para madridistas. Menurut mereka rumor tentang campur tangan Jendral Franco adalah omong kosong semata dari kubu Barcelonistas, yang tidak dapat menerima kenyataan pahit atas kekalahan 11-1 atas Madrid.

Dan menurut mereka juga, Real Madrid mampu menang telak 11-1 atas Barcelona karena memang murni kehebatan Madrid. Tidak ada satu bukti pun yang bisa menguatkan tuduhan bahwa Jenderal Franco mengintimidasi pemain Barca sebelum bertanding.Bahkan, konon, pemain Barca pun menepis sendiri rumor itu.

Ada yang mengatakan bahwa Jenderal Franco ikut membiayai operasionalisasi Camp Nou, untuk itu Barcelona memberi penghargaan dua medali kepada Franco. Madrid juga bukan tim Franco, seperti yang digembar-gemborkan Barcelonistas ketika itu. Karena sang jenderal juga memfavoritkan tim selain Real Madrid, yaitu Atletico, dan Barcelona. 

So, sebelum kalian mendukung suatu tim, kalian harus tau betul seluk-beluk sejarah tentang tim tersebut. bukan bermaksud menyindir, tapi inilah Barcelona, tim yang mencoba bangkit dengan segala kemampuan yang ada.